Banyak wanita di zaman modern yang mempunyai karakter majemuk, dengan sifat-sifat masokhistis dan narsistis ekstrim yang kuat, sebagai kombinasi Messalina (atau wanita yang tidak tahu malu, immoral ) yang jahat.
Itulah wanita binal yang di dunia modern sering disebut loosed women. Wanita yang menitik beratkan pada kepuasan dan kebebasan hidup dengan tidak lagi mengindahkan norma masyarakat maupun agama. Bagi mereka, segala yang ada ditubuhnya adalah anugerah yang tidak harus disembunyikan. Lekuk-lekuk tubuh yang di dunia modern disebut artistik sengaja ditonjolkan lewat baju atau celana ketat atau tidak ditutupi sama sekali. Bahkan hingga hubungan seks pun bagi mereka tidak harus melirik norma-norma agama. Jika itu kenikmatan, kenapa harus ditunda-tunda? Pola pikerinstan seperti ini sudah menjadi rahasia umum di kalangan wanita modern.
Apalagi jika posisi sosialnya memungkinkan, maka tipe wanita ini akan menolak untuk kawin; karena dengan melangsungkan perkawinan ia akan terikat hanya pada satu laki-laki. Dan tugas sehari-hari sebagai seorang isteri akan terasa sangat menjemukan sekali, karena terlalu prosais dan terlalu datar sifatnya; sebab tidak diwarnai oleh unsur-unsur keindahan yang puitis liris yang hebat.
Wanita tipe ini lalu sering melakukan kawin-cerai. Misalnya peristiwa ini banyak terdapat dikalangan peragawati, seniwati, bintang panggung, dan bintang film yang cantik rupawan bahkan telah merebak di kalangan masyarakat biasa, baik dikalangan mahasiswa/pelajar, maupun buruh pabrik.
Wanita tipe ini lalu sering melakukan kawin-cerai. Misalnya peristiwa ini banyak terdapat dikalangan peragawati, seniwati, bintang panggung, dan bintang film yang cantik rupawan bahkan telah merebak di kalangan masyarakat biasa, baik dikalangan mahasiswa/pelajar, maupun buruh pabrik.
Akibatnya, praktek“hidup bersama” atau “kumpul kebo” di luar norma-norma hukum formal, baik yang sifatnya temporer maupun permanen, sebagai substitut dari perkawinan resmi dan kehidupan berkeluarga. Hal ini menjadi yang lumrah di dunia modern.
Belum ada tanggapan untuk "Say No to “Love for Seks”"
Post a Comment
Silahkan di komen....