Para pakar psikologi sepakat bahwa usia remaja adalah usia yang labil. Stanley Hall bahkan berpendapat bahwa remaja merupakan masa strum and drag, yaitu periode yang berada dalam dua situasi; antara kegoncangan, penderitaan, asmara, dan pemberontakan dengan otoritas orang dewasa. Sehingga pantas banyak remaja yang mudah frustasi atau mengalami goncangan jiwa yang dahsyat.
Di samping itu menurut George Lavinger (2001), masa remaja adalah masa ketika remaja mulai mengenal minatnya untuk berhubungan dengan lawan jenis. Hal ini ditandai dengan perhatiannya terhadap penampilan fisik seperti berhias dan berpakaian. Senada dengan dr. Boyke Dian Nugraha (1995) bahwa masa remaja ditandai dengan perubahan fisik secara cepat, ketertarikan pada lawan jenis dan keinginan untuk memberontak. Pantas jika di usia remaja hal-hal yang berbau cinta paling hangat dibicarakan.
Dr. Sarlito Wirawan Sarwono (1994), mendefinisikan remaja sebagai individu yang tengah mengalami perkembangan fisik dan mental. Beliau membatasi usia remaja ini antara 11-24 tahun dengan pertimbangan sebagai berikut:
- Usia 11 tahun adalah usia di mana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak (kriteriafisik).
- Di banyak masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil baligh baik menurut adat maupun agama. sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteriasosial).
- Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa.
- Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimum untuk memberi kesempatan mereka mengembangkan dirinya setelah sebelumnya masih tergantung pada orang tua.
Maka jelaslah bahwa usia remaja penuh pancaroba, mereka tengah mengalami perkembangan psikis dan fisik yang cepat sehingga emosi belum dapat terkendali. Disamping itu, mereka mulai mengalami perkembangan organ seksual yang menyebabkan mereka mulai tertarik pada lawan jenis.
Hati-hati ya….
Hati-hati ya….
Belum ada tanggapan untuk "Remaja dan Cinta"
Post a Comment
Silahkan di komen....