Ita (15 tahun) telahsiap-siap untuk berangkat sekolah hari ini. Ia telah sarapan, mandi dan bersiapmemakai baju seragam sekolahnya. Ketika ia sedang berkaca, ia melihatbayangannya memantul. "Apakah hidungku terlalu besar?". Ia menjadiresah akibat pikirannya itu. Lalu ia mulai berdandan menghabiskan waktu kuranglebih setengah jam hanya untuk "mereparasi" bentuk hidungnya yangdirasanya besar itu. Setelah bermakeup selama setengah jam baru ia agak merasabahwa bentuk hidungnya sudah agak "meramping" sedikit. Tetapi tetapsaja ketika datang ke sekolah ia menganggap bahwa teman-temannya memperhatikanhidung besarnya itu. Padahal ketika dilihat, Ita adalah gadis manis yang bentukhidungnya normal-normal saja. Memang bentuk hidungnya agak besar sedikit.Tetapi justru menambah daya tariknya.
Kejadian ini lumrahterjadi dan dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian orang inginagar bagian tubuhnya berubah agar tampil tambah menarik (dipikirnya). Hal iniumumnya terjadi pada anak remaja yang memang tubuhnya mengalami perubahankarena masa pubertas. Tetapi jika terlalu terobsesi dengan sesuatu yangdirasakan harus dirubah, padahal bukan masalah yang terlalu mengganggu. Lalusetiap saat memikirkannya maka orang ini mempunyai masalah dengan body imageatau dapat disebut juga dengan body dysmorphic disorder (BDD) atau obsesi yangsangat tinggi akan bentuk badan yang istimewa. Pada anak remaja, BDD ini dapatmenyebabkan mereka berhenti sekolah, tidak mau bersosialisasi dan yang palingparah dapat menyebabkan tindakan bunuh diri. BDD bukan hanya menyerang anakremaja saja tetapi juga orang dewasa.
BDD terjadi apabilaseseorang merasa bahwa ada bagian tubuhnya yang tidak istimewa dan setiap saatdihantui bahwa bagian tubuhnya yang tidak sesuai itu harus dirubah. Merekatakut bagian tubuhnya yang dianggap tidak istimewa itu akan mempengaruhipenampilan mereka. Mereka merasa bahwa hidungya terlalu besar, wajahnya terlalumenakutkan, rambutnya menipis dll. Walaupun sebenarnya penampilan mereka tidakmenakutkan seperti yang dibayangkan.
Sebagian besar pengidapgangguan ini adalah perempuan. Satu dari 50 perempuan mengalami gangguan ini diusia 30-an. Kasus BDD dalam remaja putri juga banyak ditemukan. Sebanyak 70%kasusnya dimulai sebelum usia 18 tahun.
Apa yang menjadipenyebab BDD? Sampai sekarang belum jelas. Menurut teori yang satu, BDD inidisebabkan oleh ketidakseimbangan kimia di dalam otak yang mungkin melibatkanserotonin. Serotonin ini dipercaya membuat seseorang terobsesi bahwa ia merasaada bagian tubuhnya yang rusak. Teori lainnya memfokuskan faktor-faktor sifat,psikologis maupun budaya sebagai penyebab BDD. Misalnya imej bentuk tubuhperempuan yang sehat adalah kurus kering. Atau rambut yang indah adalah yanghitam dan panjang.
Para pengidap BDDmempunyai kecendrungan menjadi obsesif (begitu asyik denganpikiran/pikiran-pikiran dimana orang tersebut tidak dapat melepaskanpikiran-pikiran tersebut dan terus melakukannya). Penderita BDD dapat terkenadepresi pula.
Bagaimana ciri orangyang terkena BDD? Jika ia mengeluhkan adanya jerawat di muka dan inginmenghilangkannya, itu masih dianggap normal. Yang sudah tidak normal jika iabersembunyi di kamar atau operasi plastik hanya gara-gara itu. Juga tidaknormal jika harus menghabiskan uang banyak hanya karena menganggap bahwa bentukmulut terlalu lebar sehingga harus dioperasi atau pergi ke salon untuk make-up.
Sebaiknya sebagai umatmanusia yang kebetulan dianugrahi Tuhan kesempurnaan tubuh, kita harus banyakbersyukur kepadaNya. Ketika dilanda BDD, lihat saja begitu banyak manusia yang-kebetulan - kurang sempurna anggota tubuhnya. Misalnya bibir sumbing, lumpuh,buta dsb. Toh mereka tidak merasa "kurang".
Belum ada tanggapan untuk "Body Image"
Post a Comment
Silahkan di komen....